PERGESERAN BAHASA ANATARA
SUKU JAWA DAN SUKU PADANG
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen
Pengampu :
Disusun
oleh :
Kelas/Semester
: B/I
JURUSAN
PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
2018/2019
“PERGESERAN BAHASA ANATARA
SUKU JAWA DAN SUKU PADANG”
Di hari minggu lalu saya menuju ke kota Metro Timur untuk melakukan
wawancara kepada salah seorang dari penikahan yang berbeda suku, saya berajalan
menuju simpang kampus, lalu saya menghampiri salah satu rumah warga yang
pernikahannya memiki dua suku yang berbeda, saya pun bertemu dengan ibu Nur,
ibu Nur yang tinggal di
jalan selagai gang Parto
nomor 05 kota Metro Timur, beliau
berasal asli dari kota Metro yang sekarang ia tempati dan suaminya yang bernama
bapak Hendra berasal dari Jambi tempat beliau dilbesarkan.
Ibu Nur keturunan suku Jawa dan pak Hendra keturunan suku Padang, keduanya
terdapat perbedaan suku, Ketika keduanya terdapat perbedaan suku dan bahasa
maka mereka menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi, mereka tidak lagi
menggunakan bahasa daerahnya masing-masing. Namun ketika pak Hendra berada di
daerah Jambi beliau berkomunikasi dengan keluarga menggunakan suku padang,
begitu pula dengan ibu Nur ketika berada di kota Metro beliau berkomunikasi
dengan keluarganya menggunakan suku jawa.
Pak Hendra dan ibu Nur
menggunakan bahasa Indonesia di dalam lingkungan rumah tangga, saat berkomunikasi
dengan anaknya pun menggunakan bahasa Indonesia, Meskipun pak Hendra dan ibu Nur terjadi perbedaan suku
namun tidak ada kesalahan pemahaman berkomunikasi didalam lingkungan keluarga.
Dari keturunan ibu Nur anak pertamanya bisa berbahasa jawa, ibu Nur mengajarkan
bahasa jawa kepada anaknya namun tetap menggunakan Bahasa Indonesia dalam
berkomunikasi sehari-hari dan ketika bergaul dimasyarakat bapak dan ibu pun
menggunakan bahasa pemersatu yaitu bahasa indonesia, bahkan dalam keadaan emosi pun pak Hendra dan
Ibu nur tetap menggunakan bahasa Indonesia, tetapi mereka mengatakan bahwa
sangat nyaman ketika menggunakan bahasa Indonesia, karena mudah dimengerti.
Dan mereka akan tetap melestarikan budaya dan bahasa dari suku yang
dimiliki kepada anak-anak mereka dan masyarakat sekitar karena bapak dan ibu
memang berasal dari suku tersebut dan mereka pun akan mengenalkan suku
masing-masing, mereka akan mengenalkan budaya seperti di suku padang ada
“tambur” dan di suku jawa ada “jaranan”, ketika ada hari Kartini dan karnaval
bapak dan ibu akan mengenekan pakaian adat jawa terhadap anak-anak mereka yaitu
kebaya, dan suku jawa lah yang lebih di dominasi oleh mereka.
Dari deskripsi diatas dapat
disimpulkan bahwa terjadi pergeseran bahasa. Pergeseran bahasa merupakan suatu
peristiwa sejarah karena lambat laun bahasa ibu bagi kelompok penutur ini akan
mengalami kepunahan sama sekali. Pergeseran bahasa berawal dari penyusutan
fungsi-fungsi dasarnya yang umumnya terjadi dalam rentang waktu yang lama dan
perlahan-lahan melampaui beberapa generasi (Suyanto, 2017).
Punahnya suatu bahasa ditandai dengan berkurangnya atau bahkan hilangnya bahasa lokal yang dipakai
dalam pertuturan di dalam keluarga, misalnya antara orang tua dan anak-anak.
Terlebih lagi, hal itu ditandai dengan menghilangnya budaya dongeng, sirnanya
kebiasaan bercerita kepada anak- anak sebelum tidur, dan tidak berfungsinya
lembaga-lembaga tradisional sebagai benteng dan budaya dan tradisi.
Pergeseran bahasa berarti, suatu
guyup (komunitas, masyarakat bahasa) meninggalkan suatu bahasa sepenuhnya untuk
memakai bahasa lain. Bila pergeseran sudah terjadi, para warga guyup itu secara
kolektif memilih bahasa baru.
Pergeseran bahasa biasanya terjadi
di Negara, daerah, atau wilayah yang memberi harapan untuk kehidupan
sosial ekonomi yang lebih baik sehingga
imigran/transmigran untuk mendatanginya.
Namun, perbedaan suku bukanlah suatu masalah karena dari perbedaan suku
kita dapat banyak mengenal budaya dan bahasa yang berbeda-beda, kita juga dapat
melestarikan budaya dan bahasa dari masing-masing suku. Dan ketika terjadi
perbedaan suku maka bahasa satu-satunya yang dapat digunakan dan mudah
dimengerti adalah menggunakan Bahasa Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Suyanto, M. F. (2017). Pergeseran
Bahasa Ibu Dalam Ranah Rumah Tangga Migran di Kota Semarang. NUSA,
Vol. 12.
Komentar
Posting Komentar