Langsung ke konten utama

Apatis mahasiswa menjadi kritis dengan sikap kemenag


Gerakan Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negri (PTKIN), menuntut pemerintah agar bijak dengan peraturan yang dikeluarkan menjadi Keputusan Mentri Agama (KMA). Melalui Dewan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negri Seluruh Indonesia (DEMA PTKIN SE-INDONESIA), mengajak Mahasiswa untuk ikut berkontribusi bersama.

Keputusan Kementrian Agama (KEMENAG) yang membuat geram Mahasiswa dengan menarik kembali keputusan potongan UKT yang dibatalkan dengan dalih dipergunakan untuk penyaluran dana pada mewabahnya Pagebluk Covid-19. Saya kira ini alasan saja bagaimana mungkin UKT  dipergunakan seluruhnya, apakah 10% kembalinya uang kami berpengaruh besar, mengingat kami tidak mendapatkan vasilitas apapun dari pihak kampus selama pandemi berlangsung dan mahasiswa dipulangkan.

Tapi semu ini tidak menggugah keprihatinan Mahasiswa untuk ikut berpartisipasi berkontribusi bersama, justru memilih bungkap untuk memperjuangkan Hak sebagai Mahasiswa. Dimana sikap kritis sebagai Mahasiswa? atau memang duduk dibangku kuliah hanya untuk gelar pengakuan sebagai seseorang yang mampu menyamai gelar Maha Kuasa, dengan nama Mahasiswa. 

Miris dengan pengakuan Mahasiswa "Buat apa menghabiskan waktu dengan tuntutan yang tidak ada gerakan nyata." saya kira anda-anda ini mahasiwa yang mengaku up to date tapi justru generasi 1.0 dengan koneksi lelet berfikir, hanya hura - hura menghabiskan uang baru koneksi itu cepat sepeti 4G++. 

Memalukan sekali sikap Mahasiswa seperti ini, anda - anda kira gerakan seperti apa yang bisa dilakukan dengan kondisi Pagebluk Covid-19 seperti ini selain dengan menggunakan Media Online. Apa yang kalian maksut turun kejalan dengan mengayungkan tangan keudara sambil berucap "Hidup Mahasiswa Hidup Mahasiswa Penuhi Tuntutan Kami." 

Jadi teringat aksi Mahasiwa September tahun 2019 banyak Mahasiwa turun kejalan tanpa tau tujuanya ikut aksi, entah siapa yang menunggangi. Berkelah membela nasib rakyat tapi diminta apa yang anda - anda suarakan tidak tau mau bilang apa. Terpenting bisa memenuhi Story dengan lagu ciri khas Mahasiwa dijalanan.

Aksi Media ini dengan  jelas membela nasib Mahasiwa yaitu nasib anda - anda sendiri masih juga tetap diam saja. Fikirkan orang tua anda - anda sebagai rakyat, terlebih buruh tani, banyak panen turun harga akibat Pagebluk Covid-19. Tegakah anda memeras keringatnya, mencari uang untuk membayaran UKT. Belum lagi kosan anda selama satu semester sia - sia tidak ditempati. Sementara semester depan harus membayar lagi berbarengan dengan membayar UKT penuh.

Bijaklah wahai Maha Tinggi ( Mahasiswa ), gunakan mediamu dengan kegiatan positive membela hak - hak kita, jika kita berjuang bersama maka mudah untuk kita memperoleh hak kita bersama. Tuntutan ini bukan berdampak pada kita tapi juga orang tua kita, yang tengah berjuang untuk kita.

Dan jangan berharap tuntutan bisa didapat jika anda tidak mau ikut berperan menyuarakan, saya kira anda perlu mengorekai gelar  NAMA MAHASISWA .


Pesan Mahasiswa Untuk Mahasiswa Apatis.
010520 (08.18)

Komentar

  1. Gasabar. Menunggu suara² penuntut. Kemana. Setelah diberikan tempat malah menghilang

    BalasHapus

Posting Komentar