Langsung ke konten utama

DUNIA TERBALI(K)









Fenomena Dunia Terbalik
Ada disebuah desa kecil sekitar lima puluh kepala keluarga yang menempati desa kecil yaitu yang berada di L . . . . T . . . . H, tepatnya didesa Padasuka sebut saja begitu.
Yang mengalami sebuah Fenomena seperti yang ada disinetron RCTI Dunia Terbalik ini kisah nyata jika anda tidak percaya coba saja berkunjung didesa ku Padasuka.

Yaa... Mayoritas sekitar 75% adalah keluarga kecil bahagia yang baru seumur jagung bisa dibilang demikian, karna apa banyak pemuda pemudi diatas 20th sudah menyandang gelar pasutri ''pasangan suami istri''. Dan sisanya adalah remaja tanggung sepertiku yang masih haus dengan pertanyaan-pertanyaan hidup yang perlu jawaban namun tak kunjung datang, ini sebuah kegalawan besar-besaran ''inilah remaja alayyyy''.

Akibat usia pernikahan yaa masih bisa dibilang cukup muda dan belum banyak pengalaman bahkan pendidikan yang ditinggalkan sebab finansial ekonomi keluarga. Tidak bisa dipungkiri inilah masalah terbesar yang berada didesaku Padasuka.
Yang mengakibatkan putusnya sekolah dan lebih memilih untuk mengadu nasib diperantauan dengan dalih untuk membantu perekonomian keluarga, tak lama berselang satu sampai dua tahun berselang bertemulah bucin-bucin diperantawan ''budak cinta kalo kata anak jaman sekarang''.

Dalih merantau untuk membantu perekonomian berujung berjabat tangan dan mendapat gelar Pasutri ''pasangan suami istri''. Seperti halnya sebuah gelar yang didapatkan oleh mahasiswa akan melahirkan pemikiran-pemikiran baru, tak jauh beda gelar Pasutri juga melahirkan generasi-generasi baru.
Yahh... Itu tadi perjalanan yang nikmat jika dibayangkan ''hahahaha''
Tapi setia likaliku kehidupan pasti ada godaan atau ujian dari Allah Swt, yang paling terbesar adalah masalah finansial. Yang berujung keberangkatan pasutri ini kembali keperantawan untuk mengadu nasib demi untuk keharmonisan keliarga kecil yang bahagia ''seperti itulah harapanya''.

Karena melihat kondisi hasil dari gelar pasutri ''seorang anak'' yang tidak mungkin dibawa keperantawan terlebih dititipkan kakek nenek yang sudah sepuh ''Tua''. Dan mengingat wanita mudah mendapatkan pekerjaan dibanding pria dan gaji yang lumayan pikirnya.
Membuat wanita-wanita muda beranak satu nergi meninggalkan buah hati bahkan suami tercinta untuk mengadu nasib dengan dalih untuk kebahagian sang buah hati.
Terjadilah Fenomena dimana para pria menggendong sang anak meninabobokan sang anak selepas ditinggalkan sang istri keperantawan.

Bila dibilang kesetaraan gander, bolehlah wanita bekerja dan suami menggantikan pekerjaan istri dirumah untuk sementara waktu. Tapi apabila terjadi bertahun-tahun apa nikmat yang didapat, akankah finansial bisa menggantikan kasih sayang yang harusnya didapatkan setiap malam bersama. Bukankah dalam hubungan Pasutri harus ada nafkah lahir batin, bagai mana dengan ini ''hahaha jangan mikir aneh-aneh''.

Bisakah kejadian ini disadari dari dini untuk calon-calon Pasutri yang baru, lebih baik makan dengan seadaanya hidup bersama, kerja bersama, menikmati malam berdua bersama-sama ''eeaaakkk''.
Hilangkan Fenomena Dunia Terbalik jangan selalu memikirkan finansial dan gengsi keduniaan, hidup sederhana asal keluarga bahagia gannnn.

Pemandangan dipagi hari
Pojok rumah
30, Juni 2019
07.15

Komentar