Pendidikan diusia muda
Kesadaran akan pendidikan dimasyarakat kurang diminati seakan-akan menyepelekan pendikakan yang sejatinya penting pagi anak-anak muda. Banyak para orang tua berfikiran bahwa pendidikan hanyak menghabiskan uang dan tidak membuahkan hasil, atau ada juga yang takut akan biaya yang tidak bisa dibayarkan para orang tua untuk pendidikan anak-anaknya.
Kejadian seperti ini membuat nyali anak muda menjadi "menciut" untuk meneruskan pendidikanya setelah pengumuman kelulusan Sekolah Menengah Atas. Dengan alasan yang sama seperti para orang tuanya, yang tidak ada biaya, dan bla..bla..bla..lainya. Tidak mungkin anak seorang masyarakat kecil mampu mendapatkan pendidikan seperti orang besar diluar sana.
Problem seperti ini, harus disadari dari sang anak, bagaimana kehidupan lima atau sepuluh tahun kedepan, akankah masih sama dengan keadaan sekarang yang serba kekurangan. Akankah generasi selanjutnya akan bernasib yang sama seperti orang tunya.
Semua kekurangan harus menjadi kelebihan, semua ketidak mungkinan harus menjadi kenyataan, hadapi masa depan.
Saya teringat dengan anak seorang tukang becak "Raeni" yang berhasil meyelesaikan S2 nya, tanpa melihat dari sisi kekurangan finansial orang tuanya. Akibat dari kesadaranya akan pendidikan membuatnya yakin dimana ada kemauan pasti ada jalan. Dan sekarang Raeni akan meneruskan pendidikan S3 nya di University of Birmingham, Inggris. Sungguh prestasi yang membanggakan bagi anak negri.
Ada juga seorang anak petani kopi dan sayuran, yang berani "nekat" mengambil resiko untuk meneruskaan pendidikanya diperguruan tinggi UNSRI Palembang, yang membeli roti biscuit kalengan untuk mengisi perut laparnya, dimakanya 1-3 biscuit tiap harinya sambil menangis. Dia adalah Robinson Sinurat (Obin), anak petani dari Tanjung Beringin, Sumatra Utara.
Dengan kegigihan hati obin dan semangat hidupnya Obin berhasil mencapai impiannya. obin berhasil mendapatkan beasiswa pendidikan S2 di universitas bergengsi di Amerika Serikat . “Be honest be brave be willing” (Jujurlah berani rela). Itulah moto hidup yang selalu ia tanamkan.
Dari merekalah dapat dibuktikan bahwa finansial bukan jadi hambatan untuk menggapai pendidikan, tekat dan kemampuanlah yang mampu mewujutkanya.
10:11 20, July 2019
Melek Pendidikan
Komentar
Posting Komentar